Angka Kecukupan Gizi
Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (DRA)
merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua orang sehat
(97,5%) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik,
genetik dan keadaan fisiologis. Di Indonesia, Angka Kecukupan Gizi (AKG)
disusun dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) setiap 5 tahun sekali
sejak tahun 1978. AKG ini mencerminkan asupan rata-rata sehari yang dikonsumsi
oleh populasi dan bukan merupakan perorangan/individu. Berbeda dengan kebutuhan
gizi ( requirement), menggambarkan
banyaknya zat gizi minimal yang diperlukan oleh masing-masing individu sehingga
ada yang rendah dan tinggi yang dipengaruhi oleh faktor genetik. Kegunaan AKG
yang dianjurkan adalah 1) untuk menilai kecukupan gizi yang telah dicapai
melalui konsumsi makanan bagi penduduk. 2) untuk perencanaan dalam pemberian
makanan tambahan maupun perencanaan makanan institusi. 3) untuk perencanaan penyediaan
pangan tingkat regional maupun nasional.
Angka Kebutuhan Gizi
Angka kebutuhan gizi adalah jumlah
zat gizi minimal yang diperlukan seseorang/ individu agar dapat hidup sehat,
yang digunakan untuk mempertahankan hidup, melakukan kegiatan
internal/eksternal, menunjang pertumbuhan, melakukan aktifitas fisik,
pemeliharaan tubh, metabolsme basal, pernapasan dan evaporasi serta pencernaan
dan ekskresi. Angka kebutuhan gizi dipengaruhi oleh variasi kebutuhan tinggi
atau rendah akibat faktor genetik.
Perbedaan AKG tahun 1998 dengan AKG
2004
Beberapa alasan kenapa AKG khususnya
angka kecukupan energi dan protein harus disempurnakan adalah 1) basis
perhitungan AKE 1998 bagi orang dewasa overestimate bagi populasi AsiaTenggara,
2) perubahan selang dalam pengelompokkan umur; dan 3) perubahan berat badan rujukan
AKG pada kelompok usia tertentu. AKE diperoleh
dari kebutuhan energi sedangkan AKP diperoleh dari kebutuhan protein
ditambah 2x koefisien variasi dan dikoreksi dengan mutu proetein makanan
kecuali bagi bayi 0-6 bulan.
AKG mineral mengalami penyempurnaan
yaitu penambahan mineral tertentu seperti Magnesium (Mg), Flour , Mangan (Mn).
Penambahan mineral pada AKG 2004 karena
terkait manfaat ketiga mineral dalam metabolism tubuh yaitu: 1) sebagai
kofaktor dalam reaksi metabolic, 2) sebagai bagian dari senyawa yang mengandung
zat organic seperti enzim, hormone,dan unsure tertentu dalam darah, 3) sebagai
ion dalam pergerakan zat melintasi membrane sel dan pergerakan otot.
Dalam AKG 2004 juga terdapat
pembahasan anjuran asupan total lemak jenuh, asam lemak PUFA dan anjuran serat.
Hal tersebut dihubungkan dengan program Perilaku Hidup Sehat (PHBS) yang
sinergis denan anjuran WNPG 2004 yaitu rekomndasi konsumsi serat makanan dan
ketiga mineral tersebut. Penekanan batas anjuran lemak jenuh yaitu tidak lebih
dari 8% sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyakit degeneratif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar