Lanjut Usia
Seseorang
yang telah mengalami proses penuaan disebut sebagai lanjut usia (lansia).
Lansia merupakan tahap akhir rentang kehidupan manusia (lifespan). Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia, pengertian lanjut usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Word
Health Organization (WHO) diacu dalam Komnas Lansia (2008) menggolongkan
lansia berdasarkan aspek kronologis (batasan usia) menjadi 4 kategori. Pertama
usia pertengahan (middle age) dengan
batasan usia 45-59 tahun, kedua usia lanjut (elderly) dengan batasan usia 60-74 tahun, ketiga usia tua (old) dengan batasan 75-90 tahun, dan
keempat usia sangat tua (very old)
dengan batasan diatas 90 tahun.
(sumber: http://dkk.sukoharjokab.go.id/read/senam-lansia)
Menurut
Arisman (2004), beberapa kemunduran dan kelemahan yang biasanya diderita oleh
lansia, yaitu: 1) pergerakan dan kelemahan lansia, 2) intelektual terganggu
(demensia), 3) isolasi diri (depresi), 4) inkontinensi dan impotensi, 5)
defisiensi imunologis, 6) infeksi, konstipasi, dan malnutrisi, 7) latrogenesis
dan insomnia, 8) kemunduran penglihatan, pendengaran, pengecapan, pembauan,
komunikasi dan integritas kulit.
Pada
kelompok lansia, zat gizi yang bermutu baik tetap diperlukan dalam membentuk
jaringan tubuh untuk pergantian jaringan-jaringan yang rusak. Konsumsi makanan
yang cukup dan dalam jumlah seimbang dapat bermanfaat bagi lansia untuk
mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit degeneratif dan kekurangan gizi
(Astawan & Wahyuni 1988). Oleh karena itu, diperlukan pangan yang
mengandung zat gizi yang cukup dan sesuai dengan persyaratan kebutuhan lansia
baik jumlah maupun komposisinya, susunan makanan berasal dari jenis kelompok
pangan yang beragam, banyak mengandung serat, pangan tidak merangsang
pencernaan seperti pedas, asin, dan asam, serta penggunaan garam yang dibatasi.
Soejono (2000) menyatakan bahwa pada
dasarnya tidak ada jenis makanan yang spesifik untuk lansia. Namun untuk
menentukan jenis diet pada lansia harus memperhatikan kesehatan penurunan
fungsi organ tubuh, kemampuan mencerna makanan dan perubahan selera makan. Oleh karena itu, penyajian makanan
untuk lansia harus memperhatikan kecukupan gizi, konsistensi dan tekstur
makanan sehingga lansia tidak mengalami kesulitan mencerna dan terhindar dari
masalah gizi.
Kebutuhan
gizi pada lansia sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan gizi di
usia dewasa. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan tingkat aktivitas dan
metabolisme basal tubuh lansia. Persentase asupan energi yang berasal dari zat
gizi makro adalah 8-10% protein, 20-30% lemak, 55-60% karbohidrat sehari.
Kecukupan gizi yang dianjurkan dapat bertambah atau berkurang tergantung pada
berat badan, umur, jenis kelamin, kondisi fisiologis dan tingkat kegiatan
kerja. Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (2004) dalam LIPI,
angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk usia 50-64 tahun dan diatas 65 tahun
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Angka kecukupan gizi untuk
lansia per orang per hari
Zat Gizi
|
Angka Kecukupan
Gizi
|
|||
Pria
|
Wanita
|
|||
50-64 tahun
|
>65 tahun
|
50-64 tahun
|
>65 tahun
|
|
Energi (kkal)
|
2250
|
2050
|
1750
|
1600
|
Protein (g)
|
60
|
60
|
50
|
45
|
Kalsium (mg)
|
800
|
800
|
800
|
800
|
Phospor (mg)
|
600
|
600
|
600
|
600
|
Besi (mg)
|
13
|
13
|
12
|
12
|
Seng (mg)
|
13.4
|
13.4
|
9.8
|
9.8
|
Sumber: WNPG VIII dalam LIPI (2004)
How to Play Baccarat With Roulette - febcasino.com
BalasHapusWith the addition of baccarat 메리트카지노총판 you're likely to play 바카라사이트 a few hands of play. If you're looking for the 제왕카지노 most hands of play in the world, there's no better place