suplier cardigan candies

Selasa, 03 Oktober 2017

Kesehatan dan Kebutuhan Gizi Lansia



Lanjut Usia
            Seseorang yang telah mengalami proses penuaan disebut sebagai lanjut usia (lansia). Lansia merupakan tahap akhir rentang kehidupan manusia (lifespan). Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, pengertian lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Word Health Organization (WHO) diacu dalam Komnas Lansia (2008) menggolongkan lansia berdasarkan aspek kronologis (batasan usia) menjadi 4 kategori. Pertama usia pertengahan (middle age) dengan batasan usia 45-59 tahun, kedua usia lanjut (elderly) dengan batasan usia 60-74 tahun, ketiga usia tua (old) dengan batasan 75-90 tahun, dan keempat usia sangat tua (very old) dengan batasan diatas 90 tahun. 
 (sumber: http://dkk.sukoharjokab.go.id/read/senam-lansia)
            Menurut Arisman (2004), beberapa kemunduran dan kelemahan yang biasanya diderita oleh lansia, yaitu: 1) pergerakan dan kelemahan lansia, 2) intelektual terganggu (demensia), 3) isolasi diri (depresi), 4) inkontinensi dan impotensi, 5) defisiensi imunologis, 6) infeksi, konstipasi, dan malnutrisi, 7) latrogenesis dan insomnia, 8) kemunduran penglihatan, pendengaran, pengecapan, pembauan, komunikasi dan integritas kulit.
            Pada kelompok lansia, zat gizi yang bermutu baik tetap diperlukan dalam membentuk jaringan tubuh untuk pergantian jaringan-jaringan yang rusak. Konsumsi makanan yang cukup dan dalam jumlah seimbang dapat bermanfaat bagi lansia untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit degeneratif dan kekurangan gizi (Astawan & Wahyuni 1988). Oleh karena itu, diperlukan pangan yang mengandung zat gizi yang cukup dan sesuai dengan persyaratan kebutuhan lansia baik jumlah maupun komposisinya, susunan makanan berasal dari jenis kelompok pangan yang beragam, banyak mengandung serat, pangan tidak merangsang pencernaan seperti pedas, asin, dan asam, serta penggunaan garam yang dibatasi.
            Soejono (2000) menyatakan bahwa pada dasarnya tidak ada jenis makanan yang spesifik untuk lansia. Namun untuk menentukan jenis diet pada lansia harus memperhatikan kesehatan penurunan fungsi organ tubuh, kemampuan mencerna makanan dan perubahan selera makan. Oleh karena itu, penyajian makanan untuk lansia harus memperhatikan kecukupan gizi, konsistensi dan tekstur makanan sehingga lansia tidak mengalami kesulitan mencerna dan terhindar dari masalah gizi.
            Kebutuhan gizi pada lansia sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan gizi di usia dewasa. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan tingkat aktivitas dan metabolisme basal tubuh lansia. Persentase asupan energi yang berasal dari zat gizi makro adalah 8-10% protein, 20-30% lemak, 55-60% karbohidrat sehari. Kecukupan gizi yang dianjurkan dapat bertambah atau berkurang tergantung pada berat badan, umur, jenis kelamin, kondisi fisiologis dan tingkat kegiatan kerja. Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (2004) dalam LIPI, angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk usia 50-64 tahun dan diatas 65 tahun dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Angka kecukupan gizi untuk lansia per orang per hari
Zat Gizi
Angka Kecukupan Gizi
Pria
Wanita
50-64 tahun
>65 tahun
50-64 tahun
>65 tahun
Energi (kkal)
2250
2050
1750
1600
Protein (g)
60
60
50
45
Kalsium (mg)
800
800
800
800
Phospor (mg)
600
600
600
600
Besi (mg)
13
13
12
12
Seng (mg)
13.4
13.4
9.8
9.8
Sumber: WNPG VIII dalam LIPI (2004)

1 komentar:

  1. How to Play Baccarat With Roulette - febcasino.com
    With the addition of baccarat 메리트카지노총판 you're likely to play 바카라사이트 a few hands of play. If you're looking for the 제왕카지노 most hands of play in the world, there's no better place

    BalasHapus