suplier cardigan candies

Jumat, 16 Desember 2011

Pangan Darurat


Pangan darurat (Emergency Food Product, EFP) adalah pangan yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan energi harian manusia  (2100 kkal berasal dari makronutrien) dalam kondisi darurat seperti seperti banjir, gempa bumi, longsor atau perang serta kelaparan (IOM 1995). Tujuan dari EFP adalah mengurangi kematian para korban bencana alam dengan menyediakan makanan yang mengandung nutrisi lengkap untuk memenuhi asupan gizi harian korban bencana. Ada dua jenis EFP, jenis EFP pertama merupakan pangan darurat yang dirancang untuk kondisi dimana para korban bencana dapat memasak atau mempersiapkan makanan. Jenis EFP yang kedua adalah pangan darurat yang didesain untuk kondisi dimana akses terhadap air dan api terbatas sehingga para korban bencana tidak dapat memasak makanan.
Menurut Zoumas et al. (2002),  karakteristik yang menjadi prioritas dalam pengembangan produk pangan darurat, yaitu 1) aman, 2) memiliki palabilitas yang baik, 3) mudah didistribusikan, 4) mudah dikonsumsi, 5) memiliki kalori yang tinggi. Regulasi persyaratan pangan darurat di Indonesia belum ditetapkan. US Agency for International Development (2001), memberikan spesifikasi untuk pangan darurat, yaitu:
a.  Dapat dikonsumsi dalam keadaan bergerak tanpa melakukan preparasi atau proses memasak.
b.  Memenuhi kebutuhan gizi untuk populasi dengan umur diatas 6 bulan dengan acuan pemenuhan kebutuhan 2100 kkal/ hari.
c.  Dapat diterima oleh semua etnik dan semua agama, serta tidak menggunakan bahan yang dapat menimbulkan alergi pada orang tertentu.
d.  Dapat dijatuhkan dari udara tanpa merusak produk dan tidak dapat mencelakakan orang yang ada dibawah.
e.  Mempunyai nilai gizi makro dan mikro.
f.   Memiliki kestabilan dalam organoleptik, palatibilitas, konsistensi mutu dan nilai gizi.
Menurut Zoumas et al. (2002), ada beberapa asumsi yang digunakan dalam mengembangkan komposisi gizi pangan darurat yaitu:
a.   Penyediaan air minum merupakan prioritas utama dan konsumsi pangan darurat bersama dengan air.
b.  Pengkonsumsian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Tidak digunakan sebagai produk terapi dan sangat tidak tepat untuk penderita malnutrisi yang parah.
c.  Produk dapat dikonsumsi oleh semua kategori usia, kecuali bayi kurang dari 6 bulan, dan produk tidak digunakan sebagai bahan pengganti ASI.
d.  Produk ini merupakan sumber energi utama bagi korban bencana selama 15 hari.
e.  Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan menyusui tidak dimasukkan dalam perhitungan pembuatan EFP, namun diasumsikan mereka mengkonsumsi lebih dari kebutuhan energi per hari (2100 kkal).
Jumlah energi yang dianjurkan terkandung dalam pangan darurat adalah sebesar 2100 kkal per hari. Nilai ini berdasarkan rata-rata kebutuhan energi harian atau estimated the mean per capita energy requirements (EMPCER) individu di negara berkembang dengan aktivitas fisik yang cukup tinggi adalah sebesar 2100 kkal. Pemenuhan kebutuhan energi produk pangan darurat berasal dari tigan makronutrien, yaitu protein, lemak, dan karbohidrat. Menurut Zoumas et al. (2002), range sumbangan kalori dalam pangan darurat yang berasal dari protein sebesar 10-15%, dari lemak 35-45%, dan dari karbohidrat 40-50%. EFP harus memenuhi kebutuhan energi sebesar 2100 kkal per hari dengan kandungan protein sebesar 7.9 – 8.9 gram per bar, lemak 9.1-11.7 gram per bar dan karbohidrat 23-35 gram per bar (1 bar= 50 gram produk kering). Menurut IOM (1995), EFP harus memiliki kandungan nutrisi sesuai dengan standar yang ada pada Tabel 1.
Tabel 1 kandungan nutrisi dari Emergency Food Product (EFP)
Nutrisi
Rentang usia
Jumlah minimum densitas nutrisi per 1000 kkal a
Jumlah per bar
(233 kkal; 50 gram)
Lemak
-
-
9-12 gr
Protein b
-
-
7,9 gr
Karbohidrat
-
-
23-35 gr
Natrium c
2-5 tahun, anak-anak
1,3 gr
300 mg
Kalium c
2-5 tahun, anak-anak
1,7 gr
396 mg
Klor
2-5 tahun, anak-anak
2,0 gr
466 mg
Kalsium
9-13 tahun, anak-anak
768 mg
180 mg
Fosfor
9-13 tahun, anak-anak
740 mg
172 mg
Magnesium
14-18 tahun, anak-anak
190 mg
45 mg




Kromium
-
13 µg d
3 µg
Tembaga
51 tahun, perempuan
560 µg d
131 µg
Iodin
1-3 tahun, anak-anak
105 µg
25 µg
Besi e
19-50 tahun, perempuan
16 mg d
3,8 mg
Mangan
1-3 tahun, anak-anak
1,4 mg
0.33 mg
Selenium
14-18 tahun, perempuan
28 µg
6,5 µg
Seng
14-18 tahun, laki-laki
10,5 mg d
2,4 mg
Vitamin A
14-18 tahun, laki-laki
500 µg d
117 µg d
Vitamin D
51-70 tahun, perempuan
5,2 µg d
1,2 µg
Vitamin E
14-18 tahun, perempuan
16 mg d
2,2 mg
Vitamin K
19-50 tahun, perempuan
60 µg
14 µg
Vitamin C
51 tahun, laki-laki
100 mg d
11,1 mg
Thiamin
1-3 tahun, anak-anak
12 mg d
0,28 mg
Riboflavin
14-18 tahun, laki-laki
1,2 mg d
0,28 mg
Niasin
14-18 tahun, laki-laki
11,2 mg d
2,6 mg
Vitamin B6
51 tahun keatas
1,2 mg d
0,28 mg
Folat
14-18 tahun, perempuan
310 µg d
72 µg
Vitamin B12
14-18 tahun, perempuan
12 mg d
2,8 mg
As Pantotenat
14-18 tahun, perempuan
3,9 mg d
0,9 mg
Biotin
51 tahun keatas, perempuan
24 µg d
5,6 µg
Kolin
51 tahun keatas, laki-laki
366 mg d
85 mg
Keterangan:
a Rasio yang dibuat pada jumlah energi 2100 kkal/hari (IOM 1995)
b Berdasarkan berat yang dibuat IOM (1997)
c Nilai yang berdasar desirable intakes (NRC 1989).
d Diadopsi dari nilai densitas nutrisi
e Berdasarkan 10% bioavailabilitas dari besi
f jika folat disedaiakan secara sintesis dimana bersifat lebih mudah untuk diserap.
Sumber: IOM (1997, 1998, 2000, 2001)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar